Kesehatan Mental
Tugas II
STRES DAN KOPING
ARTI PENTING STRES
Pengertian Stres
Buku-buku kedokteran
menyatakan bahwa 50% -70% penyakit fisik sebenarnya disebabkan oleh stres. Stres
menjadi faktor yang membuat seseorang lebih mudah atau lebih sulit diserang penyakit.
Andil stres berbeda untuk tiap penyakit, mulai dari yang paling rawan seperti penyakit-penyakit Gastroinstestinal (perut), sakit kepala, kelelahan yang kronis,sampai penyakit dimana stres hampit tidak berperan didalamnya seperti keracunan.
Andil stres berbeda untuk tiap penyakit, mulai dari yang paling rawan seperti penyakit-penyakit Gastroinstestinal (perut), sakit kepala, kelelahan yang kronis,sampai penyakit dimana stres hampit tidak berperan didalamnya seperti keracunan.
Hasil
penelitian menunjukan bahwa faktor pencetus terjadinya kanker sering kali
disebabkan oleh stres yang berkepanjangan
Namun apakah
sesungguhnya Stres itu?
kita menggap stres sebagai sesuatu yang berkonotasi negatif.
Benarkah stres selalu berakibat negatif?
kita menggap stres sebagai sesuatu yang berkonotasi negatif.
Benarkah stres selalu berakibat negatif?
Pada tingkatan tertentu
kita memerlukan stres. Stres yang optimal akan membuat motivasi menjadi tinggi,
bergairah, daya tangkap dan persepsi menjadi tajam,dan tenang.
Stres yang rendah akan mengakibatkan :
1. Kebosanan
2. Motivasi turun
3. Sering bolos
4. Kelesuhan
1. Kebosanan
2. Motivasi turun
3. Sering bolos
4. Kelesuhan
Stres yang tinggi mengakibatkan :
1. Insomnia
2. Lekas marah
3. meningkatnya kesalahan
4. Kebimbangan
1. Insomnia
2. Lekas marah
3. meningkatnya kesalahan
4. Kebimbangan
Gejala dan Akibat Stres | |||
Tingkat stres yang tinggi dan berlangsung laam tanpa ada jalan keluar mengakibatkan penyakit seperti : |
a. Serangan jantung f. Gangguan kulit k. Keluhan perut
b. Tekanan darah tinggi g. Pusing/sakit kepala l. Kringat dingin
c. Asma/ sering pipis h. Sulit menelan m. Sakit leher/ kejang otot
d. Radang sendi rheumatoid i. Mudah lupa n. sembelit
e. insomnia, alergi j. Panas ulu hati o. Capai menahun,Mual
Cox (Gibson,dkk.,1990)
mengategorikan akibat stres menjadi lima kategori, yaitu
Subjektif
dirasakan secara pribadi, meliputi kegelisahan, agresi, kelesuhan, kebosanan, depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan kesabaran, harga diri rendah perasaan terpencil.
dirasakan secara pribadi, meliputi kegelisahan, agresi, kelesuhan, kebosanan, depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan kesabaran, harga diri rendah perasaan terpencil.
·
Perilaku
mudah dilihat karena berbentuk perilaku-perilaku tertentu, meliputi mudah terkena kecelakaan, penyalahgunaan obat, peledakan emosi,perilaku impulsif, tertawa gelisah.
mudah dilihat karena berbentuk perilaku-perilaku tertentu, meliputi mudah terkena kecelakaan, penyalahgunaan obat, peledakan emosi,perilaku impulsif, tertawa gelisah.
·
Kognitif
mempengaruhi proses berpikir, meliputi tidak mampu mengambil keputusan yang sehat, kurang dapat berkonsentrasi, tidak mampu memusatkan perhatian dalam jangka waktu yang lama, sangat peka terhadap kecaman dan mengalami rintangan mental.
mempengaruhi proses berpikir, meliputi tidak mampu mengambil keputusan yang sehat, kurang dapat berkonsentrasi, tidak mampu memusatkan perhatian dalam jangka waktu yang lama, sangat peka terhadap kecaman dan mengalami rintangan mental.
·
Fisiologi
Berhubungan dengan fungsi atau kerja
alat-alat tubuh, meliputi gula darah
meningkat, denyut jantung/tekanan darah naik, mulut menjadi kering, mudah
berkeringat, pupil mata membesar, sering panas dan dingin.
· Keorganisasian
Akibat yang tampak dalam tempat kerja, meliputi absen, produktivitas
rendah, mengasingkan diri dari teman sekerja, ketidak puasan kerja,
menurunya ketertarikan dan loyalitas terhadap organisasi.
Akibat yang tampak dalam tempat kerja, meliputi absen, produktivitas
rendah, mengasingkan diri dari teman sekerja, ketidak puasan kerja,
menurunya ketertarikan dan loyalitas terhadap organisasi.
Terjadinya
Stres
Terjadinya stres
terggantung pada stresor dan tanggapan seseorang terhadap stresor tersebut. Stresor
meliputi berbagai hal. Lingkungan fisik bisa menjadi sumber stresor seperti
suhu yang terlalu panas atau dingin, perubahan cuaca, cahaya yang terlalu
terang atau gelap, suara bising, polusi dan lain sebagainya.
Stresor bisa berasal
dari individu sendiri, konflik
berhubungan dengan peran dan tuntutan tanggung jawab yang dirasakan berat bisa
membuat seseorang menjadi tegang.
Stresor dari Kelompok seperti: berhubungan dengan
teman, hubungan dengan atasan, dan hubungan dengan bawahan.
Stresor dapat bersumber
dari keorganisasian seperti: kebijakan yang diambil perusahaan, struktur
organisasi tidak sesuai, partisipasi partisipasi para anggota rendah.
Dari Tanggapan individu, stresor yang sama
bisa berakibat berbeda pada individu yang berbeda, karena adanya perbedaan
tanggapan antar individu. Perbedaan meliputi tingkat usia, jenis kelamin,
pendidikan, kesehatan fisik, kepribadian, harga diri, toleransi terhadap
kedwiartian.
a.
Usia
Usia
dewasa lebih mampu mengontrol stres dibanding usia anak-anak dan usia lanjut.
b.
Jenis Kelamin
Wanita
biasanya mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap stresor di banding dengan
pria. Secara biologis tubuh wanita lebih lentur dibanding dengan pria, sehingga
toleransi terhadap stres lebih baik. Apalagi jika wanita masih pada usia
produktif, dan hormon masih bekerja normal.
c.
Pendidikan
Semkin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, toleransi dan pengontrolan stresor lebih
baik.
d.
Kesehatan
Orang
yang sakit lebih muda menderita akibat stres dibanding orang yang sehat.
e.
Kepribadian
Orang
tipe A cenderung lebih mudah terkena penyakit jantung, daripada kepribadia tipe
B. Harga diri rendah cenderung efek stres lebih besar dibanding orang yang
mempunyai harga diri tinggi.
f.
Toleransi
orang yang kaku memandang sesuatu hitam dan putih lebih muda stres daripada orang yang menerima adanya warna abu-abu dalam kehidupan.
orang yang kaku memandang sesuatu hitam dan putih lebih muda stres daripada orang yang menerima adanya warna abu-abu dalam kehidupan.
Sindrom
Adaptasi Umum ( General Adaptation Syndrom )
Dikenalkan oleh Selye. Teorinya bersifat umum,
memahami reaksi individu terhadap stres. Selye berpendapat bahwa tubuh bereaksi
sama ketika menghadapi stres, tidak perduli apapun jenis stresornya.
Bila stres berlangsung
dalam jangka waktu lama, reksi pertahanan fisiologis juga berlangsung lama
bahkan mengalami peningkatan maka, mengakibatkan terjadinya “penyakit adaptasi”
yaitu penyakit atau gangguan yang terjadi akibat harga dari adaptasi yang
dilakukan terhadap stres yang berkepanjangan.
Reaksi Tubuh terhadap
Stres ada Tiga Fase:
1. Fase pertama
Tubuh
memberikan reaksi mula-mula ketika terkena stres. Mengalami perubahan
fisiologis, tingkat resistensinya menurun dibawah tingkat normal. Akibatnya individu
merasakan gejala seperti degup jantung semakin cepat, nafas memburu, keringat
dingin.
Tahap ini disebut FASE ALARM, fase peringatan bahwa ada stres yang perlu ditangani.
Tahap ini disebut FASE ALARM, fase peringatan bahwa ada stres yang perlu ditangani.
Bila
stresornya kuat, maka individu bisa mengalami kematian. Disebabkan karena
tingkat resistensi individu memang sedang menurun.
2. Fase Kedua
Bila
stres terus meneus karena stresornya
eksis maka, resistensi tubuh akan mengalami peningkatan di atas tingkat normal
dengan tujuan melakukan adaptasi terhadap stresor sehingga individunya bisa
berfungsi secara optimal. Tanda-tanda kebutuhan pada tubuh menghilang karena
individunya sudah berhasil melakukan “adaptasi” terhadap stresor. Fase ini
disebut FASE RESISTENSI. Orang merasa
normal kembali meskipun stresnya masih ada, namun energi dikeluarkan lebih
tinggi sehingga tubuh bekerja lebih keras.
3. Fase Ketiga
Bila
stres berlanjut tubuh diminta untuk menyesuaikan diri dengn stresornya, maka
satu titik energi digunakan tubuh untuk penyesuaian mulai habis. Tingkat resistensi
tubuh akhirnya mau tidak mau akan menurun sampai dibawah normal kembali. Fase
ini disebut FASE KELELAHAN. Tanda-tanda
kebutuhan fase alarm muncul kembali, tetapi energi yang digunakan sudah habis.,
tubuh tidak dapat lagi melakukan adaptasi.
Bila
stres terus berlangsung, gangguan semakin parah, akhirnya individu akan
mengalami kematian. Stresor tidak harus
berupa situasi atau sesuatu yang nyata/riil. Stresor bisa terjadi subjektif
berupa pikiran-pikiran dan iamjinasi. Misalnya, orang membayangkan dia akan
dimarahi oleh atasannya, sudah mengalami stres, meskipun kejadian aktualnya
tidak atau belum ada.
Stres
Pada Wanita
Wanita
(Witkin,dkk.,1986) mempunyai stres disebabkan faktor biologis yang berbeda
dengan pria. Budaya juga membedakan peranan pria dan wanita sehingga wanita mengalami
stres yang tidak dialami oleh pria. Wanita juga memiliki akibat stres khusus,
yaitu amenorhea (berhenti haid),
sakit kepala pra-haid, depresi pasca
persalinan, kemurungan waktu menopause, frigiditas, vaginismus, dan ketidaksuburan. Ada juga akibat stres yang sering dialami adalah anoreksia, bulimia, neurosis kekuatiran dan
psikosos depresi.
Mengatasi
Stres
Kalau stres
mempengaruhi fisik bahkan menimbulkan penyakit, peranan obat/medikasi
diperluksn. Namun kurang efektif mengatasi stres dalam jangka panjang. Efek negatif
bila menggunakan obat terus-menerus. Obat mengakibatkan ketergantungan dan
membuat orang kebal terhadap obat.
Biofeedback
adalah salah satu teknik untuk mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena
stres dan belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkain alat
yang cukup rumit, gunanya sebagai Feedback atau umpan balik untuk
bagian tubuh. Biofeedback agak kurang efektif untuk digunakan secara praktis.
Olahraga dan istirahat
yang teratur disebut sebagai cara yang efektif untuk mencegah dan menyembuhkan
stres.
Relaksasi adalah teknik
yang efektif untuk menyembuhkan stres. Teknik relaksasi ini mengendurkan
otot-otot seluruh tubuh, lalu pengendoran dilakukan pada bagian tubuh yang
sering mengalami stres. Semakin lama berlatih teknik relaksasi, orang semakin
peka dan spontan untuk dapat merasakan bagian tubuh yang terkena stres.
Meditasi merupakan cara
mengatasi stres, selain bisa mengatasi stres bisa juga melatih konsentrasi
menjadi tajam dan pikiran menjadi lebih tenang.
Pencegahan bisa
dilakukan dengan mengubah sikap hidup. Orang yang aktif dengan pekerjaan dan
kehidupan masyarakat, berorientasi pada tantangan dan perubahan,menguasi
kejadian-kejadian dalam hidupnya adalah orang yang tidak akan mudah terkena
efek negatif stres.
KOPING
dan JENIS-JENIS KOPING STRES
Pengertian Koping
Koping berasal dari
kata Coping yangbermakna pengatasan atau
penanggulangan (to cope with = mengatasi, menanggulangi).
Koping disamakan dengan
adjustment (penyesuaian diri). Koping dimaknai sebagai cara untuk memecahkan
masalah. Koping lebih mengarah kepada yang orang lakukan untuk mengatasi
tuntutan-tuntutan yang penuh tekanan. Koping
adalah bagaimana reaksi orang ketika menghadapi stres atau tekanan.
Jenis-Jenis Koping Stres
Harber
dan Runyon (1984) menyebutkan jenis koping yang dianggap konstruktif, yaitu:
a.
Penalaran(Reasoning)
penggunaan kemampuan kognitif untuk mengeksplorasikan alternatif pemecahan masalah dan memilihsatu alternatif yang dianggap paling menguntungkan.
penggunaan kemampuan kognitif untuk mengeksplorasikan alternatif pemecahan masalah dan memilihsatu alternatif yang dianggap paling menguntungkan.
b. Objektifitas
Kemampuan
membedakan komponen-komponen emosional dan logis dalam pemikiran
,penalaran,maupun tingkah laku.
c. Konsentrasi
Kemampuan
memusatkan perhatian secara penuh pada persoalan yang sedang dihadapi.
d. Humor
Kemampuan
untuk melihat segi yang lucu dari persoalan yang sedang dihadapi, sehingga
perpektif persoalan menjadi lebih luar,terang, dan tidak menekan.
e. Supresi
Kemampuan
untuk menekan reaksi yang mendadak terhadap situasi yang ada sehingga
memberikan cukup waktu lebih menyadari dan memberikan reaksi konstrukstif.
f. Toleransi terhadap Kedwiartian atau
Ambiguitas
Memahami
banyak hal dalam kehidupan yang bersifat tidak jelas dan karenanya perlu
memberikan ruang bagi ketidakjelasan.
g. Empati
Kemampuan
untuk melihat sesuatu dari pandangan orang lain. Kemampuan merasakan apa yang
dihayati dan dirasakan oleh orang lain.
APA (1994) menerbitkan
DSM-1V, menyebutkan sejumlah koping sehat. Selain dari pada
Supresi,Sublimasi,Humor. Jenis Koping yang Sehat lainnya adalah:
Ø Antisipasi
Kesiapan
mental individu untuk menerima suatu perangsang. Individu mampu mengantisipasi
akibat-akibat dari konflik atau stres dengan cara menyediakan alternatif respon
atau solusi yang paling sesuai.
Ø Afiliasi
Kebutuhan
untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain dan bersahabat dengan
mereka. kemampuan untuk membagikan
masalah dengan orang lain sehingga secara tidak langsung membuat orang lain
turut merasa bertanggung jawab terhadap persoalan atau konflik yang dihadapi.
Ø Altruisme
Salah
satu bentuk koping dengan cara mementingkan kepentingan orang lain. Berkorban memberikan
diri bagi sesama menjadi nilai universal yang sangat dihargai oleh umat manusia.
Ø Penegasan
Diri (Self Assertion)
Individu
berhadapan dengan konflik emosional yang menjadi pemicu stres dengan cara
mengekspresikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya yang secara langsung
tetapi dengan cara yang tidak memaksa.
Ø Pengamatan
Diri (Self Observation)
Individu
melakukan pengujian secara objektif proses-proses kesadaran sendiri atau
mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku, motif,ciri, sifat sendiri, untuk
mendapatkan pemahaman mengenai diri sendiri.
Teori
Kepribadian Sehat
Allport
Konsep allport mengenai kepribadian yang matang
secara fisilogis memiliki karakteristik berupa perilaku proaktif, yaitu mereka
mampu bertindak secara sadar dalam lingkungannya melalui pendekatan-pendekatan
yang baru dan inovatif. Lingkungan mereka memberikan respon terhadap mereka.
Pribadi yang sehat biasanya mempunyai masa kecil yang
relatif tidak traumatis walaupun pada tahun-tahun berikutnya mereka dapat
menghadapi konflik dan penderitaan.orang-orang yang sehat secara psikologis tidak
terbebas dari kelemahan-kelemahan ataupun keanehan-keanehan yang membuat mereka
unik.
Allport
mengidentifikasikan enam kriteria kepribadian matang.
1. Perluasan
Perasaan Pribadi
Pribadi yang
matang terus mencari untuk dapat mengindentifikasi diri dan berpartisipasi
dalam kejadian yang terjadi diluar diri mereka. Tidak berpusat pada diri sendiri
(self-centered) serta mampu untuk melibatkan dalam masalah dan aktivitas yang
tidak terpusat pada diri mereka.
2. Adanya
Hubungan yang Hangat dengan orang lain.
Mereka
mempunyai kapasitas untuk mencintai orang lain dalam cara-cara yang intim dan
simpatik dengan orang lain.
3. Keamanan
Emosional atau Penerimaan Diri.
Pribadi yang
matang menerima diri mereka apa adanya,dan memiliki apa yang disebut
keseimbangan emosional. Manusia yang sehat secara psikologis tidak akan menjadi
terlalu sedih apabaila terhadap hal-hal yang berjalan diluar rencana atau saat
mereka hanya “mengalami hari yang buruk”.
4. Persepsi
Realitas Mengenai Lingkungan
Mereka tidak hidup di dalam
dunia fantasi atau membelokakan kenyataan agar sesuai dengan harapan mereka.
5. Insight dan
Humor
Pribadi yang
matang mengenal dirinya sendiri, sehingga mempunyai kebutuhan untuk
mengatribusikan kesalahan dan kelemahannya kepada orang lain.
Mereka juga
mempunyai selera humor yang tidak kasar, yang memberikan mereka kapasitas untuk
menertawakan diri meraka sendiri daripada bergantung pada tema-tema seksual
atau kekerasan untuk membuat orang lain tertawa. Insight dan Humor sangat berhubungan
merupakan aspek-aspek dari hal yang sama,yaitu pemahanman diri.
6. Filosofi
Kehidupan yang Integral
Manusia yang
sehat mempunyai pandangan tersebut, insight mereka akan menjadi kosong dan
gersang, serta akan memiliki humor yang dangkal dan sinis. Filosofi kehidupan
yang integral dapat berupa sesuatu yang meraskan bahwa orientasi religius yang
matang merupakan komposisi yang penting dalam kehidupan pribadi yang sangat
matang.
ROGERS
Perkembangan Kepribadian “SELF”
Rogers
mengungkapkan terdapat tiga unsur yang sangat esensial dalam hubungannya dengan
kepribadian, yaitu ;
1.
Self
Bagian dari kepribadian yang
terpenting dalam pandangan Rogers. Self disebut pula self concept, merupakan
persepsi dan nilai–nilai individu tentang dirinya.
Self meliputi dua hal,
Ø Self real ( gambaran
sebenarnya tentang dirinya yang nyata )
Ø Ideal self (
apa yang menjadi kesukaan, harapan, atau yang idealisasi tentang dirinya )
2 2.
Medan Fenomenal (fenomenal field)
Keseluruhan pengalaman seseorang
yang diterimanya baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Kita mampu
memahami fenomenal field seseorang hanya dengan menggunakan kerangka pemiiran
internal individu yang bersangkutan (imternal frame of referance)
3.
3. Organisme
Keseluruhan totalitas imdividu yang
meliputi : pemikiran, perilaku dan keadaan fisik.
Kepribadian
menurut Rogers merupakan hasil dari interaksi yang terus menerus antara
organisme, self dan medan fenomenal. Untuk memahami perkembangan kepribadian
perlu dibahas tentang dinamika kepribadian berikut:
1. Kecenderungan mengaktualisasikan diri.
Rogers
beranggapan bahwa organisme manusia adalah unik dan memiliki kemampuan untuk
mengarahkann mengatur, mengontrol dirinya dan mengembangkan potensinya.
Kecenderungan mengaktalisasikan ini sifatnya terarah, konstruktif dan ada dalam
kehidupannya. Kecenderungan mengaktualisasi sebagai daya dorong ( motive
force ) individu, yang bersufat inherent, karena sudah dimiliki sejak
dilahirkan, hal ini ditunjukan dengan kemampuan bayi untuk memberikn penilaian
apa yang terasa baik (actualizing) dan yang terasa tidak baik (nonactualizing)
terhadap peristiwa yang diterimanya.
2. Penghargaan positif dari orang lain
Lingkngan
sosial yang sangat berpengaruh adalah orang – orang yang bermakna baginya,
seperti orang tua atau terdekat lainnya. Seseorang akan berkembang positif,
apabila di dalam berinteraksi itu mendapatkan penghargaan, penerimaan, dan
cinta dari orang lain (positive regard).
3. Person yang berfungsi secara utuh.
Individu yang
terpenuhi kebutuhannya, yaitu memperoleh penghargaan positif tanpa syarat dan
mengalami penghargaan diri, akan dapat memncapai kondisi yang kongruensi antara
self dan engalamannya, pada akhirnya dia akan dapat mencapai penyesuaian
psikologis secara baik. Rogers menegaskan bahwa orang yang demikian ini menjadi
pribadi yang berfungsi secara sempurna (fully functional person), yang
ditandai oleh keterbukaan terhadap pengalaman, percaya kepada organismenya
sendiri, dapat mengekpresikan perasaan – perasaannya secara bebas, bertindak
secara mandiri, dan krteatif (Rogers, 1970). Fully functioning ini
pada dasrnya sebagai tujuan hidup manusia.
Peranan
Rogers dalam Pembentukan Kepribadian Individu
Positive
regards, suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes,dimiliki semua orang, setiap
anak terdorong untuk mencari positive regards. Cara-cara khusus
bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak
tergantung pada cinta yang diterima anak itu pada masa kecil. Pada waktu diri
itu mulai berkembang,anak itu juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebut
kebutuhan ini “penghargaan positif” (positive regards).
Anak puas
kalau dia menerima kasih sayang,cinta,dan persetujuan dari orang-orang
lain,tetapi dia kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan
kasih sayang. Oleh karena itu,peran orang tua sangat penting bagi perkembangan
anak. Berikan anak cinta dan kasih sayang yang seutuhnya,jangan sampai anak
tidak mengenali figur dari salah satu atau kedua orang tuanya.
Karena hal
itu akan berpengaruh negatif bagi perkembangan anak. Anak akan tumbuh menjadi
suatu kepribadian sehat tergantung pada sejauh manakah kebutuhan akan positive
regards ini dipuaskan dengan baik. Anak mulai mengembangkan sesuatu
“pengertian-diri” (self-concept) melalui positive regards.
Setiap
manusia memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan, penerimaan,
pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari orang lain. Kebutuhan ini
disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2
yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan
unconditional positive regard (tak bersyarat).
Pribadi yang
berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak
bersyarat.
Ciri-ciri Orang yang Berfungsi Sepenuhnya
Rogers memberikan lima sifat orang yang
berfungsi sepenuhnya :
1. Keterbukaan pada Pengalaman
Orang yang
demikian mengetahui segala sesuatu tentang kodratnya; tidak ada segi
kepribadian tertutup. Itu berarti bahwa kepribadian adalah fleksibel, tidak
hanya mau menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi
juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan-kesempatan persepsi dan
ungkapan baru. Sebaliknya, kepribadian orang yang defensif, yang beroperasi
menurut syarat-syarat penghargaan adalah statis, bersembunyi di belakang
peranan-peranan, tidak dapat menerima atau bahkan mengetahui
pengalaman-pengalaman tertentu.
Orang yang
berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih ”emosional” dalam pengertian bahwa
dia mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negatif (misalnya, baik
kegembiraan maupun kesusahan) dan mengalami emosi-emosi itu lebih kuat daripada
orang defensif.
2. Kehidupan Eksistensial
Setiap pengalaman dirasa segar dan baru,
seperti sebelumnya belum pernah ada dalam cara yang persis sama. Ada
kegembiraan karena setiap pengalaman tersingkap. Rogers percaya bahwa kualitas
dari kehidupan eksistensial ini merupakan segi yang sangat esensial dari kepribadian
yang sehat. Kepribadian terbuka kepada segala sesuatu yang terjadi pada momen
itu dan dia menemukan dalam setiap pengalaman suatu struktur yang dapat berubah
dengan mudah sebagai respons atas pengalaman momen yang berikutnya.
3. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Seseorang
yang beroperasi semata-mata atas dasar rasional atau intelektual sedikit banyak
adalah cacat, karena mengabaikan faktor-faktor emosional dalam proses mencapai
suatu keputusan. Semua segi organisme-sadar, tak sadar, emosional, dan juga
intelektual – harus dianalisis dalam kaitannya dengan masalah yang ada. Karena
data yang digunakan untuk mencapai suatu keputusan adalah tepat (tidak diubah)
dank arena seluruh kepribadian mengambil bagian dalam proses membuat keputusan,
maka orang-orang yang sehat percaya akan keputusan mereka, seperti mereka
percaya diri mereka sendiri.
Sebaliknya
orang yang defensive membuat keputusan-keputusan menurut larangan-larangan yang
membimbing tingkah lakunya.
4. Perasaan Bebas
Rogers percaya bahwa semakin seseorang sehat
secara psikologis, semakin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan
bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya
paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternatif pikiran dan
tindakan. Tambahan lagi, orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki suatu
perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa
depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan, atau
peristiwa-peristiwa masa lampau.
5. Kreativitas
Orang-orang
yang terbuka sepenuhnya kepada semua pengalaman, yang percaya akan organisme
mereka sendiri, yang fleksibel dalam keputusan serta tindakan mereka ialah
orang-orang sebagaimana dikemukakan Rogers yang akan mengungkapkan diri mereka
dalam produk-produk yang kreatif dan kehidupan yang kreatif dalam semua bidang
kehidupan mereka. Tambahan lagi, mereka bertingkah laku spontan, berubah,
bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang
beraneka ragam sekitar mereka.
Daftar
Pustaka : Feist,J &
Feist; 7 (2012).Theory of Personality.Boston : Mc Graw Hill.
Siswanto,S.Psi., M.Si. Kesehatan Mental; Konsep,Cakupan dan
Perkembangannya.